Tolak Pinjamkan Ambulans ke Warga Kejang, Puskesmas Banjar 2 Digeruduk
- calendar_month Sabtu, 27 Sep 2025
- visibility 15
- comment 0 komentar

Banjar, Jawa Barat – Suasana tegang menyelimuti kantor Puskesmas Banjar 2 di Kota Banjar, Jawa Barat, pada Kamis (25/9/2025).
Sejumlah perangkat desa dan warga Desa Neglasari, Kecamatan Banjar, mendatangi puskesmas tersebut sebagai bentuk protes keras karena diduga tidak dipinjamkannya ambulans untuk mengantar warga yang sakit parah hingga kejang.
Kejadian bermula ketika seorang warga bernama Dede (65) tiba-tiba mengalami kejang saat sedang mengikuti pelayanan Disdukcapil di depan Desa Neglasari. Pihak desa segera menghubungi Puskesmas Banjar 2 untuk memohon peminjaman ambulans.
“Tapi jawabannya dari pihak Puskesmas ada mobil tapi tidak ada sopirnya,” ujar Ikbal Machdar Fauzi, Kepala Dusun Cilengkong, Neglasari.
Tak kehabisan akal, Ikbal bersama Bhabinkamtibmas Desa Neglasari berinisiatif mendatangi langsung Puskesmas Banjar 2, berharap bisa meminjam mobil ambulansnya saja. Namun, upaya darurat ini terbentur birokrasi.
Alih-alih mendapatkan bantuan cepat, mereka justru dibuat geram karena hanya dilempar jawaban dan alasan harus sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP).
“Tadi setelah saya koordinasi dengan pihak Kepala Puskesmas, tapi tetap tidak dikasih pinjam dengan alasan tidak sesuai SOP. Padahal ada satu unit ambulans,” terang Ikbal, menunjukkan kekecewaan perangkat desa dan warga.
Pihak Puskesmas Beralasan SOP dan Verifikasi Identitas
Terpisah, Kepala Puskesmas Banjar 2, dr. Devi Utari, memberikan penjelasan atas penolakan tersebut. Ia mengatakan bahwa saat itu puskesmas sedang padat kegiatan.
Ia membenarkan adanya kedatangan pihak yang mengaku Bhabinkamtibmas sekitar pukul 11.30 WIB untuk meminjam ambulans.
Dr. Devi sempat menanyakan asal dan kepentingan tamu tersebut, lantaran ia merasa Bhabinkamtibmas Neglasari yang ia kenal adalah Pak Dede Iim, bukan orang yang datang saat itu.
“Saya wajar dong nanya bapaknya dari mana, karena tiba-tiba bilang meminjam mobil ambulans. Dia bilang pokoknya minjam ambulans karena ada warga di desa pingsan,” papar dr. Devi.
Penolakan peminjaman ambulans tanpa sopir atau tanpa mengikuti prosedur medis yang jelas inilah yang memicu kemarahan perangkat desa dan warga.
Kasus ini kembali menyoroti pentingnya kejelasan dan fleksibilitas SOP terkait penggunaan ambulans dalam situasi darurat, terutama ketika berhadapan dengan nyawa masyarakat.
- Penulis: Palembanglipp
- Sumber: https://vt.tiktok.com/ZSDsTA4nH/
Saat ini belum ada komentar