Keteladanan Sejati Sang Ulama-Politisi: Mengenang K.H. Idham Chalid, Pemimpin yang Hidup Sederhana
- calendar_month Jumat, 5 Sep 2025
- visibility 15
- comment 0 komentar

JAKARTA – Di tengah gemerlapnya kekuasaan, sosok K.H. Idham Chalid tetap menjadi teladan nyata tentang arti kesederhanaan dan integritas.
Sebagai ulama sekaligus politisi yang pernah menduduki jabatan tinggi, termasuk Ketua DPR/MPR periode 1972-1977, beliau membuktikan bahwa kekuasaan tidak harus berbanding lurus dengan gaya hidup mewah.
Kisah-kisah tentang kesederhanaan Idham Chalid sering kali membuat banyak orang berdecak kagum. Di saat pejabat lain menikmati mobil dinas mewah, beliau justru lebih sering terlihat menggunakan metromini dan angkutan umum untuk beraktivitas sehari-hari.
Baginya, fasilitas negara bukanlah simbol status, melainkan amanah yang harus digunakan dengan bijak.
Integritasnya tak berhenti di situ. Untuk menghidupi keluarga, beliau hanya mengandalkan gaji resmi.
Anak-anaknya pun dididik untuk mandiri dan hidup sederhana, bahkan ada yang pernah berjualan air minum dan nasi bungkus demi membantu ekonomi keluarga.
Hal ini menunjukkan betapa kuatnya prinsip beliau untuk tidak memanfaatkan jabatan demi memperkaya diri.
Setelah purna tugas, Idham Chalid memilih jalan yang berbeda dari kebanyakan politisi. Beliau menolak berbagai tawaran jabatan baru dan kembali mengabdi pada pesantren, dakwah, dan pendidikan agama.
Keputusan ini semakin menegaskan bahwa niatnya berpolitik bukanlah untuk mencari kekuasaan, melainkan untuk mengabdi kepada bangsa dan umat.
Atas jasa dan keteladanannya, pada tahun 2011 beliau dianugerahi gelar Pahlawan Nasional.
Lima tahun berselang, wajahnya diabadikan di lembar uang kertas pecahan Rp5.000 edisi 2016. Ini adalah bukti nyata bahwa nilai-nilai kesederhanaan, kejujuran, dan pengabdian yang beliau pegang teguh jauh lebih berharga daripada kekayaan dunia.
Warisan Idham Chalid mengajarkan kita bahwa integritas adalah harta sejati seorang pemimpin.
- Penulis: Palembanglipp
Saat ini belum ada komentar